Jauh sebelum Adele Si Ratu Galau terkenal, Indonesia sudah lebih dulu punya Audy, yang terkenal dengan lagu-lagu yang menyayat hati. Tak terasa, sudah 12 tahun berlalu sejak nama penyanyi kelahiran 23 April 1983 ini melambung berkat lagu “Satu Jam Saja”.
Lama tak terlihat di media massa, peraih penghargaan Most Favorite Female MTV Indonesia tahun 2003 ini kini tengah disibukkan oleh promo single kedua dari album “Selalu Terdepan”. Dia berkeliling ke 12 kota di Jawa Barat demi memantapkan kembali kiprahnya di industri musik Tanah Air.
Pada Rabu (7/3) siang, wanita bernama lengkap Paula Allodya Item ini mampir ke kantor Yahoo! Indonesia di kawasan Senayan, Jakarta. Audy bercerita ke Yahoo! OMG! mengenai konsep konser tunggal impiannya. Dan, kenapa ya dia angkat topi untuk Bunga Citra Lestari?
Halo Audy, apa kabar?
Aku baik-baik saja [menirukan suara Pinkan Mambo].
Kamu ke mana saja sih selama ini? Sudah lama tidak pernah kelihatan.
Sebenarnya aku enggak kemana-mana, cuma mungkin orang menunggu lama keluar album. Padahal aku off-air masih jalan. Sekarang aku sudah hampir selesai promo single kedua “Pencuri Hati” album terakhir.
Untuk album “The Best” kapan keluar?
Inginnya sih tahun ini. Mungkin pertengahan tahun. Ada sekitar 20 lagu dan ada dua atau tiga lagu baru. Aku baru masuk satu lagu baru. Jadi tinggal dua lagu lagi. Masih proses bikin lagu. Terpotong sama promo. Jadi setelah kelar promo, baru diselesaikanlah semuanya.
Kamu promo ke mana saja?
Album yang sudah-sudah, aku selalu promo keluar pulau Jawa. Untuk pulau Jawa biasanya hanya Jawa Timur; Jawa Tengah dan Jawa Barat jarang. Nah tapi tahun ini aku ambil 12 kota di Jawa Barat, ke semua radio. Satu hari aku bisa dua sampai tiga radio, dan bisa dua kota dalam sehari. Tapi ya alhamdulilah, karena aku gencar promo ke radio, lagunya cepat naik.
Lagu kamu masih seputar cinta?
Masih. Cinta itu laku lho dijual. Dan aku kan memang terkenalnya sebagai penyanyi lagu-lagu mellow. Untuk orang-orang yang lagi galau, aku spesialisnya. Hahaha. Tapi di album ini, aku ingin kasih semangat, makanya aku namakan “Selalu Terdepan”.
Kalau menurut Audy, bagaimana prospek penjualan album fisik saat ini?
Secara fisik sih sekarang agak susah. Kecuali kalau kita menggunakan strategi. Misalkan disertai produk lain. Kalau kita mengandalkan dari label sendiri ya agak susah. Aku sih sebenarnya tidak memusingkan bagaimana terjualnya. Tapi bagaimanapun juga aku tetap harus bisa menjual.
Aku beli album aku sendiri dari pihak label, aku jual lagi ke pendengar aku. Kalau beli CD dari aku, aku kasih merchandise. Aku bikinkan gelang, beserta tandatangan, jadi lebih eksklusif. Itu sih paling strategi aku.
[Kemudian Audy bertanya-tanya soal kamera ke videographer Yahoo! OMG!]
Aku senang fotografi lho. Lagi belajar-belajar. Sebenarnya sih pakai perasaan saja. Aku lagi belajar foto panggung. Itu susah banget. Harus tahu speed-nya berapa, artis lari-lari, susah banget ambil foto saat pencahayaannya lagi bagus.
Jadi sekarang kamu mengerti ya bagaimana susahnya wartawan yang foto artis sedang manggung?
Iya. Hahaha. Akhirnya sekarang setiap aku sedang manggung ada fotografer, aku agak diam berpose. Enggak mau loncat sana-sini. Kan kasihan juga karena aku tahu rasanya. Hahaha.
Kamu punya rencana konser tunggal?
Sebenarnya kepikiran karena banyak yang minta aku bikin konser tunggal. Aku ingin dibarengi dengan album “The Best”, untuk membuat seru 12 tahun perjalanan karierku. Ada ide untuk bikin satu konser yang tidak usah besar-besaran, tapi bisa lebih intim dengan penonton.
Aku tidak perlu gonta-ganti kostum, pakai penari, ada konsep ceritanya yang bikin repot. Pokoknya aku ingin penonton merasakan apa yang aku rasakan di atas panggung.
Konsep aku kan sekarang nge-band, kalaupun pakai orkestra, aku enggak ingin yang besar-besaran. Sedikit saja hanya untuk meramaikan musiknya. Aku ingin melalui konser ini, masyarakat bisa lebih mengenal siapa saja yang berperan di balik Audy selama ini. Itu juga bentuk rasa terimakasih aku untuk mereka yang sudah membantu aku selama berkarier. Ada Mas Yovie Widianto, Glenn, Ello, Tohpati, Andi Rianto, banyak sekali. Aku ingin mereka ikut andil.
Apa sih yang ingin kamu raih dalam karier?
Sebenarnya aku bukan tipe orang yang punya obsesi tinggi. Aku dilahirkan dari keluarga pemusik, music is in my blood. Apa pun yang berhubungan dengan musik, aku senang. Jadi aku tidak pernah berpikir, ‘Wah gue harus go international!’.
Aku malah sempat berpikir, ingin potensi musik Indonesia bisa lebih dihargai lagi, lebih bagus lagi. Jangan hanya memikirkan apa yang sedang tren. Lebih baik pikirkan kualitas. Sekarang kan banyak sekali musisi baru bertaburan. Lagu mereka bagus-bagus. Tapi kan sayang kalau banyak dari individunya yang “memalsukan”. Kamu kalau ingin jadi seorang musisi atau penyanyi, kamu harus bisa main musik, kalau ingin jadi musisi, atau kamu harus bisa nyanyi kalau ingin dibilang sebagai penyanyi.
Aku selalu katakan kepada mereka yang jadi penyanyi setelah aku, ‘Kalau memang kalian harus lipsync, sangat genting karena kualitas audio jelek, terserah kalian. Tapi selama kalian masih bisa nyanyi, selama audionya masih bagus, menyanyilah, karena kalian seorang penyanyi. Sayang sekali sudah beli mic mahal-mahal, bahkan katanya ada yang beli sampai Rp 80 juta, kalau ternyata saat di panggung, mic itu mati. Modal cantik, modal ganteng, pakaian heboh, kok kayaknya memalukan ya.
Bahkan kadang-kadang band-band indie lebih bagus ya kualitasnya..
Iya! Mereka itu susah payah keluar uang demi bisa mengeluarkan album. Aku lebih menghargai mereka daripada orang-orang yang menyebut dirinya bisa nyanyi bisa main band tapi ternyata hanya playback. Orang zaman sekarang itu manja. Orang tidak bisa nyanyi bisa bagus dengan adanya teknologi. Disuruh latihan nyanyi, karena kalau tampil pun hanya playback atau lipsync, jadi malas latihan.
Aku lebih menghargai artis sinetron yang kemudian nyanyi dan mau belajar. Ada satu orang yang aku angkat topi, BCL. Dia mau belajar, mau bertanya sama aku dan siapa pun. Dia tahu bahwa suaranya seperti ini dan dia ingin menemukan karakter bernyanyi seperti apa yang cocok.
Kamu ada rencana untuk jadi produser?
Banyak yang meminta aku. Lihat nanti saja ke depannya seperti apa. Sampai detik ini pun aku belum berhenti belajar. Bagi aku musik itu luas banget. Untuk jadi produser kan tidak mudah. Harus memikirkan konsep artis seperti apa, keinginan pasar seperti apa, cocok atau tidak. Telinga, mata dan rasa harus peka. Kalau aku dapat ilham, insya Allah. PLEASE FOLLOW MY TWITTER https://twitter.com/#!/OLisFary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PLEASE FOLLOW ME ON TWITTER https://twitter.com/#!/OLisFary