Roberto Di Matteo mengulang formasi yang sama saat Chelsea menumpas perlawanan Tottenham Hotspur 5-1, yaitu 4-2-3-1. Perbedaannya, kalau saat Derby London ada Salomon Kalou yang dipaksa menjadi seorang gelandang, kali ini Di Matteo menyebar seluruh gelandang murni terbaiknya: Mikel-Meireles-Lampard-Ramires-plus Juan Mata. Sementara, Didier Drogba digantung di depan.
Sebaliknya, Barcelona seolah melupakan El-Clasico. Seluruh pemain terbaik kecuali Gerrard Piquedipasang sebagai starter: 7 jebolan La Masia dan empat pemain Amerika Latin.
Seperti biasa, Barcelona menguasai jalannya pertandingan. Mereka melepaskan lebih banyak tembakan, dan mengancam gawang Chelsea lebih awal.
Namun, hasil akhir tak ditentukan oleh statistik. Apalagi ketika para pemain Chelsea seolah berani mati hanya untuk menghindarkan bola sejauh mungkin dari gawang Petr Cech.
Malam frustrasi yang dialami Barcelona pun mencapai puncaknya di injury time babak pertama. Frank Lampard sukses merampas bola dari Leo Messi. Diumpankannya bola melebar pada Ramires yang berlari secepat angin menuju kotak penalti lawan. Sebuah umpan datar meluncur dan seorang Didier Drogba membunuh Victor Valdes dengan cantik.
Babak kedua, Josep Guardiola menebar Pedro Rodriguez, Thiago Alcantara, dan Isaac Cuenca. Namun, lagi-lagi seperti saat melawan AC Milan di San Siro, El Barca dibuat tak bisa leluasa membongkar pertahanan The Blues.
Lionel Messi dan kawan-kawan memang terlihat banyak melepaskan tembakan, tapi sedikit yang benar-benar membahayakan. Termasuk tandukan Carles Puyol di menit 87 yang bisa diblok olek Petr Cech dan tendangan Pedro Rodriguez yang lebih suka menghantam tepi gawang daripada masuk.
Jumlah tembakan Barcelona memang enam kali lipat daripada Chelsea; tapi sejatinya pertandingan sudah selesai pada gol Didier Drogba 45 menit sebelum wasit Felix Brych meniup peluit akhir di Stamford Bridge.
Kemenangan 1-0 ini sangat vital bagi The Blues. Mereka akan datang ke Camp Nou dengan kepala tegak. Sebaliknya, Barcelona yang dituntut mencetak dua gol tanpa balas di kandang jika masih ingin meraih gelar Liga Champions ketiga dalam empat tahun terakhir.
Chelsea | Barcelona | |
4(1) | Tembakan (Tembakan ke Gawang) | 24(6) |
12 | Pelanggaran | 9 |
1 | Tendangan Sudut | 8 |
5 | Offside | 2 |
21% | Ball Possession | 79% |
2 | Kartu Kuning | 2 |
0 | Kartu Merah | 0 |
6 | Penyelamatan | 0 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PLEASE FOLLOW ME ON TWITTER https://twitter.com/#!/OLisFary